|
Add caption |
Teman dengan segala kebiasaannya, suatu
saat ia bisa menjadi pelipur lara kita. Ya, suatu saat. Namun bagaimana
bila kebiasaan buruknya mulai mendominasi perbuatan baiknya pada kita?
Bagaimana pun dia kan juga teman kita? Ya, tapi bagaimana pun, dia tidak
bisa terus-terusan membuat Anda jengkel dengan habitnya.
Setiap
orang punya kekurangan dan kelebihan. Namun orang tersebut juga yang
memutuskan apakah kelebihannya lebih menonjol atau membiarkan
kekurangannya menghalangi potensi yang dimilikinya. Amy Alkon
menjelaskan bahwa orang-orang tersebut, bagaimana pun akan terus berada
di sekeliling kita. Ia memaparkan 6 jenis teman yang menyebalkan dan
bagaimana agar Anda bisa tetap menghadapi mereka tanpa harus
'kecolongan' dan 'makan hati'.
1. Si Telat Kronis
Siapa
yang betah menunggu dalam dua hingga tiga kali janji pertemuan hingga
berjam-jam? Sudah pasti Anda akan memberi mereka gelar si telat yang
kronis. Kecuali Anda adalah orang yang bisa memanfaatkan waktu menunggu
itu sehingga tidak terlalu berpengaruh bagi Anda. Bagaimana cara
mengatasinya? Orang seperti ini tidak akan dengan cepat mengubah
kebiasaannya. Bila Anda lagi-lagi janjian dengannya, cobalah untuk
membuat janji yang sudah ada jadwal tetap, misalnya nonton film. Atau
bila Anda janjian di cafe, ajaklah satu orang lagi yang tidak memiliki
kebiasaan telat, sehingga Anda tidak menunggu teman terlalu lama. Bila
tidak ada teman, coba buat janji di tempat yang dekat dengan restoran
atau toko buku. Sehingga Anda bisa menggunakan waktu menunggu untuk
melakukan hal yang lain.
2. Si Kompetitif
Tidak, ini
bukan kompetitif yang baik. Saat Anda bercerita Anda mendapatkan promosi
di tempat kerja Anda, dia akan bercerita bahwa ia telah mendapat banyak
penghargaan di tempat lain. Saat Anda bercerita bahwa Anda sedang
galau, dia akan bercerita bahwa ia memiliki kesedihan yang lebih parah
daripada yang Anda alami. Cobalah untuk memulai pembicaraan tentang dia,
tentang tujuan dan goalnya, keinginannya sehingga ia akan menyadari
bahwa Anda menghargainya. Bila dengan cara ini masih tidak membuatnya
sadar, katakan dengan jujur bahwa setiap kali Anda bicara tentang diri
Anda padanya, Anda merasa dia tidak mendengarkan Anda karena sepertinya
ia akan segera mengalihkan topik dan sibuk dengan dirinya.
3. Si Berantakan
Dia
lupa hari ulang tahun Anda, membatalkan janji di menit-menit terakhir.
Ketahuilah bahwa hal ini menunjukkan seberapa berartinya Anda baginya.
Meski begitu, bisa jadi bahwa sebenarnya bukan hanya kepada Anda ia
begitu berantakan. Namun juga pada hidupnya sendiri. Bila Anda memiliki
teman seperti ini, cobalah untuk meminjam ponselnya dan memasang alarm
saat hari ulang tahun Anda. Namun bila masalahnya sudah menyangkut
tentang sering membatalkan janji dengan Anda, mau tidak mau Anda harus
bicara dari hati ke hati dengannya. Katakan bahwa saat setuju membuat
janji dengannya, Anda telah melewatkan rencana lain. Bila masih tidak
mengatasi masalah, sebaiknya Anda tidak mengulangi lagi untuk membuat
janji dengannya.
4. Si Egois
Ketika yang kalian
bicarakan adalah hanya tentang dia, dia dan dia. Tidak ada yang lebih
bagus daripada dia. Anda belum selesai cerita, dia sudah menyelanya
dengan cerita lain. Dongkol juga rasanya. Bila ini terjadi, katakan
padanya, "Ok, itu tadi ceritamu yang keren banget, sekarang giliranku
menyelesaikan ceritaku. Oke?" Katakan dengan baik, jangan dengan nada
sinis. Ini akan membantunya lebih menghargai kesempatan orang lain. Anda
juga bisa mencoba mengemas apa yang Anda ceritakan seolah Anda butuh
pendapatnya, sehingga secara tidak langsung, ia akan bicara dalam topik
yang telah ditentukan. Misalnya, "Pernah ke konseling pernikahan, nggak?
Menurutmu gimana?"
5. Si Negatif
Teman seperti ini
cenderung pesimis dalam melihat kehidupan. ia merasa segalanya tidak
mungkin berjalan dengan baik, Ia tidak akan mendapatkan pacar ataupun
pekerjaan yang baik. Bila Anda masih ingin berteman dengan orang seperti
ini, cobalah untuk menolongnya. Bantu dia menemukan solusi dan menggali
potensinya. Yakinkan dan beri dukungan. Bila hal-hal negatif bisa
menular, maka hal positif juga lebih bisa menular. Dengan dukungan dan
kepercayaan, Anda bisa menyuntikkan pikiran positif pada teman Anda ini.
6. Si Minta Traktir
Anda
sering harus menjadi pihak yang membayar traktiran karena dia 'lupa'
membawa dompet atau menghampiri kasir dan ngeloyor pulang begitu saja.
Jangan khawatir, Anda tidak akan terjebak lagi dalam kondisi seperti
ini. Cobalah untuk meminta agar bon bayar Anda dan teman Anda dipisah
sejak awal memasuki rumah makan atau cafe di mana Anda dan teman Anda
hendak makan. Anda bisa menyarankan pada teman Anda untuk sama-sama
membawa bekal dan makan bersama di kantin daripada harus pergi membeli
makanan.
Teman tetaplah teman, namun bila ia sudah banyak
merugikan Anda, tidak ada salahnya untuk bicara dari hati ke hati. Bila
ia tidak juga mengubah sikapnya, mungkin sebaiknya Anda mencari teman
lain. Selamat berteman, Ladies.
Diposting oleh
Email Kami
23.29